Keseimbangan : Penderitaan vs Kebahagiaan

Tuhan YME benar-benar menciptakan dunia ini dalam keseimbangan, baik itu yang bersifat kebendaan maupun yang bersifat imajiner. Pengetahuan mausia saat ini mengetahui bahwa material itu dibentuk oleh atom-atom dan atom-atom itu dibentuk oleh muatan positif dan negatif yaitu proton dan neutron. Begitupun dengan makhluk hidup, diciptakan dalam keseimbangan, yaitu diciptakannya perempuan dan lelaki, atau pada hewan, jantan dan betina. Itu adalah keseimbangan. Didalam keseimbangan itu disusun lagi oleh keseimbangan yang lain, yaitu sifat makhluk itu sendiri. Sifat-sifat itu secara garis besar bisa dikelompokkan dalam dua, yaitu baik dan buruk.


Dalam tulisan ini akan dibahas mengenai salah satu keseimbangan yang sering kita lihat sehari-hari, dan dibelahan dunia manapun selalu ada, Yaitu kebahagian dan penderitaan. Banyak sekali saya temui tulisan tentang kebahagian antara lain yang membahas tentang apa itu kebahagiaan, apakah ukuran kebahagiaan, kebahagianan yang tidak terukur dengan harta ataupun uang, dan banyak topik lainnya. Namun  tidak banyak ditemui tentang penderitaan. Penderitaan adalah pasangan keseimbangan dan kebahagiaan, seharusnya mendapatkan porsi yang sama. Waw, anda mungkin bertanya-tanya mengapa saya menyatakan demikian. Saya tidak bermaksud untuk 'meningkatkan' angka penderitaan di atas dunia ini. Namun saya melihat bahwa itulah yang telah digariskan oleh Yang Kuasa. Sama halnya dengan kebahagiaan, penderitaan tidak bisa juga diukur dengan harta kekayaan ataupu kekuasaan. Orang yang rumahnya 'gedongan'bisa menderita ketika orang itu mengalami sakit. Banyak hal yang bisa menjadi penyebab seseorang mengalami penderitaan, dan saya yakin bahwa jumlah penderitaan itu sendiri sama banyak dengan kebahagian, karena Tuhan YME telah menciptakannya dalam keseimbangan.

Lebih luas lagi, kebahagian dan penderitaan itu juga seimbang dalam sebuah grup atau kelompok tertentu. Misalnya disebuah kota, terdiri dari berbagai strata ekonomi, namun distribusi kebahagiaan dan penderitaan di kota itu sangat beragam, bukan berarti semua orang miskin disitu menderita, dan tidak pula yang berkucukupan ataupun berlebihan mendapatkan kebahagiaan. Keseimbangan itulah yang membuat sebagiannya menderita dan sebagian yang lain berbahagian. Dan itu harus terjadi, ketika penderitaan itu menghampiri seseorang maka ia harus berjuang untuk lepas dari penderitaan itu dan begitu pula ketika seseeorang itu mengalami kebahagiaan janganlah merendahkan orang yang menderita, jika demikian bisa jadi kebahagiaan itu akan dicabut darinya saat itu juga.

Itulah sebabnya manusia itu harus saling tolong menolong satu dengan lainnya. seorang anak kecil sedang berjalan selepas pulang sekolah. Ditengah jalan ia merasa lapar, lalu ia mengeluarkan sepotong roti yang telah dibekalkan ibunya tadi pagi. Ia bahagia karena tadi pagi sebenarnya dia lupa mengambil roti itu diatas meja makan, tapi ibunya  telah memasukkan roti itu sebelum ia mengambil tas dan pamitan kesekolah. Lalu ia pergi ke kursi tunggu bus kota di pinggir jalan itu, duduk dan ketika akan memakan roti tadi ia melihat seorang anak pemulung seusianya yang matanya telah berair habis menangis, duduk diujung kursi lainnya. Dengan cepat anak kecil tadi mengerti bahwa anak pemulung itu kelaparan, karena ia menatap roti yang dipegangnya dengan wajah memelas. Anak kecil itu pun segera mendekatinya sambil mengerat-dua rotinya, dan memberikan potongan roti itu ke anak pemulung tadi. Anak pemulung itu dengan bahagia berterimakasih kepadanya dan dengan cepat menghabiskan potongan roti tadi. Anak kecil ini telah menyatukan keseimbangan anatara kebahagiaan dan penderitaan. Ia rela membagi kebahagiaannya untuk menutupi penderitaan orang lain.

Kisah diatas adalah contoh yang baik, karena pengertian keseimbangan itu sendiri adalah titik tengah, yaitu kebahagiaan dan penderitaan itu harus bertemu untuk mencapai titik keseimbangan. Atau bisa juga dikatakan jika kita sedang berbahagia maka bagilah sebagiaan kebahagiaanmu itu untuk menghapus sebagian penderitaan orang lain. Dalam kenyataannya yang kita lihat dalam kehidupan sehari-hari terkadang sangat kontradiktif, banyak orang yang berbahagia dan menikmati kebahagiaannya sementara sebagian yang lain mengalami penderitaan. Orang-orang ini tidak menyadari bahwa kebahagiaannya itu telah ditopang olah penderitaan orang lain. Dalam tatanan kehidupan kota metropolitan lebih parah lagi. Setiap orang berusaha meraih kebahagiaan sebanyak-banyaknya dan menutup mata pada penderitaan-penderitaan yang menghiasi sudut-sudut kota itu.

Jadi jika kamu berbahagia, berikanlah sebagian kebahagiaan itu untuk menghapus sebagian penderitaan orang lain. Dan jika kamu menderita, percayalah akan ada yang berbagi kebahagiaan untuk menutup sebagian penderitaanmu. Jika keseimbangan itu terjaga maka kehidupan umat manusia akan berjalan dengan harmonis.

Terjemahkan artikel ke bahasa lain

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Konflik umat manusia : tipu daya iblis

Fikiran adalah Logic rasionalitas yang dimiliki manusia. Logic itu memberikan jawaban atas semua pertanyaan, memberikan jawaban atas segala ...